Selasa, 24 Desember 2013

RPP Titrasi Asam dan Basa
Satuan Pendidikan       : SMA/MA
Mata Pelajaran            : Kimia
Kelas/ Semester           : XI IPA / 2
Materi                          : Titrasi Asam dan Basa
Waktu                         : 1  pertemuan (2 jam x 45)
I.              Standar Kompetensi
Memahami sifat-sifat larutan asam-basa, metode pengukuran, dan terapannya
II.    Kompetensi Dasar
Menghitung banyaknya pereaksi dan hasil reaksi dalam larutan elektrolit dan hasil titrasi asam basa
III.   Indikator
Menentukan konsentrasi asam atau basa dengan titrasi
IV.   Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menentukan konsentrasi asam atau basa dengan titrasi

V.     Materi Pembelajaran
Pada reaksi asam dan basa jika banyak mol asam sama dengan banyak mol basa akan dihasilkan garam dan air. Reaksi netralisasi asam dan basa dapat digunakan untuk menentukan kadar larutan asam atau larutan basa. Sejumlah tertentu larutan asam dititrasi dengan larutan basa sampai mencapai titik ekuivalen (asam dan basa tepta bereaksi). Jika salah satu larutan diketahui molaritasnya maka molaritas larutan yang satu lagi dapat diketahui dengan rumus:
V1 M1 = V2 M2    ket: 1 = asam dan 2= basa
Titik ekuivalen dapat diketahui dengan menambahkan suatu indicator. Indicator ini haruslah berubah warna disekitar titik ekuivalen. Titrasi dihentikan pada saat indikator menunjukkan perubahan warna. Keadaan ini disebut titik akhir titrasi.
VI.   Sumber / Alat Bantu
  1.   Sumber      : Buku kimia SMA kelas XI karangan Sri Sudiono penerbit intan  pariwara, LKS
  2.   Alat Bantu   : alat – alat praktikum
         Metode /Pendekatan
1.      Metode         : Praktikum
2.      Pendekatan  : Keterampilan
IX.       Langkah-Langkah Pembelajaran
  1.      Tatap Muka
Rincian Kegiatan
Waktu (menit)
a.       Pendahuluan
o   Prasyarat : Reaksi asam dan basa
o   Motivasi : Bagaimana cara menetralkan larutan asam dan basa?
b.      Kegiatan Inti
Tahap eksplorasi
o       Siswa dikelompokan menjadi lima kelompok
o       Siswa menyimak penjelasan tentang langkah kerja percobaan titrasi asam dan basa
o       Siswa melakukan percobaan titrasi asam dan basa
o       Siswa mendiskusikan hasil pengamatan
Tahap elaborasi
o       Siswa mempresentasikan hasil pengamatan dan diskusinya dengan bimbingan guru
Tahap konfirmasi
o       Guru menyimpulkan konsep titrasi asam basa
c.       Penutup
o   Siswa menjawab pertanyaan pada jurnal praktikumnya
5’
5’
5’
5’
40’
20’
5’
2.      Tugas Terstruktur : laporan hasil praktikum

IX.       Penilaian : laporan hasil praktikum

Sabtu, 07 Desember 2013

Kurva Titrasi Asam Basa

Kurva titrasi dibuat dengan menghitung pH campuran reaksi pada
beberapa titik yang berbeda selama perubahan larutan basanya. Bentuk kurva titrasi tergantung pada kekuatan asam dan basa yang direaksikan.
a. Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat
Reaksi antara 25 ml HCl 0,1 M dengan NaOH 0,1 M, reaksi yang terjadi sebagai berikut :
HCl(aq) + NaOH(aq) ---->NaCl(aq) + H2O(aq)
[titrasi+kuat-kuat.jpg]
Kurva asam kuat dengan basa kuat dapat dilihat pada gambar diatas. pH sebelum NaOH =1,
Setelah penambahan 10 ml NaOH pH menjadi 1,37. Penambahan 25 ml NaOH pH = 7,
karena terjadi titik ekuivalen yang menyebabkan larutan garam NaCl bersifat netral. Penambahan 26 ml NaOH berubah drastic menjadi 11,29. Garam NaCl yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat yang merupakan elektrolit kuat tidak akan terhidrolisis, karena larutannya bersifat netral (pH=7).
Contoh : NaCl(aq) ----> Na+(aq) + Cl-(aq)
Na+(aq) + H2O(l) ---->
Cl- (aq) + H2O(l)---->
b. Titrasi Asam Kuat dengan Basa Lemah
Reaksi antara 25 ml HCl 0,1 M dengan NH3 0,1 M (Kb = 10-5). Reaksinya sebagai berikut :
HCl(aq) + NH3(aq) ---->NH4Cl(aq)
[titrasi+kuat-lemah.gif]Sebelum penambahan NH3, pH =1, setelah penambahan 10 ml NH3, pH =1,37,
penambahan 25 ml NH3, pH=5,15 yang merupakan titik ekuivalen. Penambahan 26 ml NH3, pH berubah sedikit, yaitu 6,1.
Penambahan sedikit basa maka pH garam hamper tidak berubah, sehingga merupakan larutan penyangga. Titik ekuivalen terjadi pada pH<7,>karena garam yang terbentuk mengalami hidrolisis sebagian yang bersifat asam.
NH4Cl(aq) ---> NH4(aq) + Cl-
NH4+(aq) + H2O(l) ---> NH4OH(aq) + H+(aq)
Cl-(aq) + H2O(l) --->
c. Titrasi Asam Lemah dengan Basa Kuat
Reaksi antara 25 ml HC2H3O2 0,1 M (Ka= 1,74.10-5) dengan NaOH 0,1 M.
Reak
si : HC2H3O2(aq) +NaOH(aq) ---> C2H3O2Na(aq) + H2O(l)

[lemahkuat.gif]Penambahan 10 ml NaOH pH berubah menjadi 4,58, penambahan 25 ml terjadi titik ekuivalen
Pada pH = 8,72. Penambahan 26 ml NaOH pH =10,29. Pada grafik diatas,
penambahan sedikit basa, maka pH akan naik sedikit, sehingga termasuk larutan penyangga. Titik ekuivalen diperoleh pada pH >7. Hal itu disebabkan garam yang terbentuk mengalami hidrolisis sebagian yang bersifat basa.
C2H3O2Na(aq) ---> CH3COO-(aq) + Na+(aq)
C2H3O2(aq) + H2O(l) ---> C2H3O2H(aq) + OH-(aq)
Na+(aq) + H2O(l) --->
d. Titrasi Asam Lemah dengan Basa Lemah
Contoh yang biasa untuk kurva titrasi asam lemah dan basa lemah adalah asam etanoat dan amonia
CH3COOH (aq) + NH3(aq) --->CH3COONH4 (aq)
Hal ini juga terjadi karena keduanya bersifat lemah - pada kasus tersebut, titik ekivalen kira-kira terletak pada pH 7.
Gambar ini hanyalah penggabungan gambar yang telah anda lihat. Sebelum titik ekivalen sama seperti kasus amonia - HCl. Setelah titik ekivalen seperti bagian akhir kurva asam etanoat - NaOH.

[lemah-lemah.gif]
Perhatian bahwa kurva tersebut sedikit tidak curam pada gambar ini. Malahan, terdapat sesuatu yang dikenal dengan "titik infleksi". Kecuraman yang berkurang berarti bahwa sulit melakukan titrasi antara asam lemah vs basa lemah.